Oleh : illa suryaningsih BK-B 2010 (101014051)
PAPER
PERBANDINGAN TEORI KONSELING PSIKOANALISA DENGAN TEORI KONSELING ROGERIANS
Disusun : Untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah Teori-teori Konseling
captionAdd |
Disusun Oleh:
ILLA
SURYANINGSIH (101014051)
BK-B
2010
Universitas Negeri
Surabaya
Fakultas Ilmu
Pendidikan
Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan
Prodi
Bimbingan dan Konseling
2011
Perbandingan Teori Konseling Psikoanalisa dengan Teori
Konseling Rogerian
Hal yang Dibandingkan |
Teori Psikoanalisa |
Teori Rogerian |
Pandangan tentang sifat dasar manusia. |
Dipengaruhi oleh faktor biologis, pengalaman awal khususnya pengalaman traumatik pada masa kanak-kanak, proses pemenuhan dorongan pada tahapan-tahapan perkembangan psikoseksual, ketidaksadaran dan mekanisme pertahanan ego. |
Memiliki kecenderungan yang inheren untuk mengarahkan dan mengaktualisasikan sikap diri. Agar dapat mengaktualisasikan dirinya, manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang empatik, autentik, dan dapat memberikan penghargaan positif tanpa syarat. |
Peran konselor/ proses konseling |
Mendorong transferen dan eksplorasi ketidaksadaran melalui interpretasi. |
Membangun iklim hubungan yang hangat dengan mengkomunikasikan empati, keautentikan, dan penerimaan. |
Tujuan Konseling |
Membantu konseli menyadari material-material yang tidak disadari dengan menangani fiksasi tahapan-tahapan perkembangan dan merekontruksikan kepribadian. |
Membantu konseli memahami diri, menerima diri, dan merealisasikan semua potensi yang dimilikinya. |
Teknik Konseling |
Asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis transferen dan analisis resistensi interpretasi |
Pengkomunikasian tiga kondisi fasilitatif, yakni fasilitatif, empati, ketulusan dan penghargaan tanpa syarat melalui keterampilan attending dan listening. |
A. Pandangan Sifat Dasar Manusia1. Menurut Teori Konseling PsikoanalisaMenurut pandangan teori konseling psikoanalisa Perilaku dan perkembangan manusia bersifat deterministik, yakni sangat dipengaruhi oleh faktor genetik (biologis) dan berbagai peristiwa pada masa kanak-kanak, khususnya pengalaman traumatik pada masa kanak-kanak. Misalnya seseorang yang pada masa kecilnya pernah dilecehkan secara seksual, dan ia mengalami traumatik. Hal itu akan sangat mempengaruhi perkembangan dan perilakunya nanti.Contoh lain misalnya seseorang yang pada masa kecilnya sering dipukuli ayahnya dan ia mengalami trauma yang berkepanjangan, sehingga hal ini juga akan mempengaruhi perkembangan dan perilakunya dikemudian hari. Selain itu psikoanalisa juga mengakui pentingnya peran konteks sosial khususnya lingkungan keluarga dalam mempengaruhi perkembangan.