Sunday, May 20, 2012

Model-model konseptualisasi

 
ANALISIS KASUS DENGAN EMPAT MODEL KONSEPTUALISASI
(MODEL SWENSEN, SEAY, LAZARUS, DAN ABC)

FA adalah mahasiswa disebuah universitas negeri di kota Surabaya. Dia memiliki intelegensi yang cukup tinggi, rajin belajar, nilai-nilai prestasinya pun juga sangat bagus dan nilai IP sangat tinggi. Namun kedua orang tuanya tidak pernah menghargai usaha atas prestasi-prestasi belajar yang telah ia dapat selama ini. Orang tua FA hanya selalu menyalahkan dan selalu menuntut FA untuk jadi yang terbaik. Orang tua FA juga sangat sibuk dan tidak pernah memperhatikan anaknya. FA merasa sangat tidak berguna di depan kedua orang tuanya dan dia merasa tidak ada yang memperdulikan dirinya. FA memiliki sahabat yang selalu menemani dirinya disaat suka maupun duka. Mereka banyak memiliki teman yang rata-rata tidak menempuh pendidikan atau pengangguran. FA banyak mengalami perubahan perilakunya sejak dia bergaul dengan teman-teman diluar sekolahnya tersebut. Dia lebih senang berada diluar rumah karena dia merasa bosan dan tertekan berada dirumahnya. Jika FA melakukan kesalahan orang tua hanya selalu menyalahkan dan ayahnya memarahi serta memukul klien. FA sering berkelahi dan pernah mencuri karena dorongan dari teman-temannya itu. Perubahan tingkah laku itu membuat dia sering berbuat onar dan membuat orang tuanya dipanggil oleh pihak sekolah. Karena ulahnya itu sehingga FA diberi sanksi oleh sekolah yaitu di skors selama 1 minggu. Setelah melihat perubahan yang dialami oleh FA, gurunya pun ikut membantu agar FA kembali seperti dulu lagi yaitu dengan memberikan bimbingan dan pemahaman atas masalah yang dihadapinya.
1.    Model konseptualisasi masalah dari Swensen
Perilaku menyimpang
Tekanan
Kebiasaan maladaptif
Ø Berkelahi
Ø Mencuri milik orang lain
Ø Menentang orang tua
Ø Malas belajar
Ø Lebih suka keluar rumah
Ø Orang tua terlalu menuntut
Ø Kurang mendapat kasih sayang orang tua
Ø Merasa tidak berguna dihadapan orang tua
Ø Orang tua tidak pernah menghargai atas prestasi-prestasi belajar yang diperoleh saat ini
Ø Kurang percaya diri
Ø Tidak mampu menjalin komunikasi dengan orang tua
Ø Tidak dapat menilai baik atau buruknya sesuatu hal
Dukungan
Potensi
Kebiasaan adaptif
Ø Guru FA membantu agar dia tidak berulah lagi
Ø Memiliki intelegensi yang tinggi
Ø Memiliki prestasi belajar yang memuaskan
Ø IP dalam kuliahnya sangat tinggi
Ø Rajin belajar
                                                                                
2.    Model konseptualisasi model Seay
Kemungkinan lingkungan
Kesalahan kognitif
Gangguan afektif
Pola perilaku
1.    Kurangnya kasih sayang orang tua.
2.    Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak.
3.    Orang tua terlalu menuntut FA.
4.    Orang tua selalu menyalahkan dan tidak menghargai atas prestasi-prestasi belajar yang diperoleh FA.
5.    Tidak adanya komunikasi yang baik antara klien dan orang tuanya.
1.    Kurang percaya diri/minder.
2.    Merasa tidak berguna di depan orang tuanya.
3.    Konsep diri yang salah.

1.    Stres.
2.    Merasa tertekan berada di rumah.

1.    Sering berkelahi.
2.    Mencuri milik orang lain.
3.    Malas belajar.
4.    Menentang orang tua.

3.    Model konseptualisasi Lazarus
Modalitas
Amatan
B : Perilaku
Klien berperilaku menyimpang seperti mencuri barang milik orang lain, berkelahi atau tawuran, dan malas untuk belajar.
A : Emosi
Merasa tertekan dan stres berada dirumah karena tuntutan orang tua yang terlalu tinggi.
S : Sensasi
Klien merasa tertekan atas tuntukan yang diberikan oleh orang tuanya.
I : imagery
Klien menganggap bahwa orang tuanya tidak pernah menghargai prestasi-prestasi yang telah dicapai selama ini. Klien juga menganggap bahwa orang tuanya tidak pernah menyayangi dia.
C : kognisi
Klien merasa tidak berguna di depan orang tuanya karena semua yang dilakukan klien tidak pernah benar dimata orang tuanya.

I : hubungan interpersonal
Kurangnya waktu luang yang dimiliki orang tua klien sehingga tidak adanya komunikasi yang baik antara klien dan orang tuanya.
D : kesehatan
Cara berpakaian atau penampilan klien tidak rapi dan kotor karena klien selalu berada diluar rumah dan tidak mendapat perhatian dari orang tua. Jika klien melakukan kesalahan ayahnya selalu memukul tubuh klien membuat kesehatan klien terganggu.

4.      Model konseptualisasi model ABC
Ø  Antecedent (Peristiwa yang mendahului)
-       Pengaruh pergaulan negatif dari teman-teman di lingkungan luar.
-       Kurangnya kasih sayang yang diberikan orang tua kepada klien.
-       Klien tidak pernah diperhatikan oleh orang tuanya.
-       Klien tertekan dengan tuntutan orang tua yang terlalu tinggi.
-       Orang tua klien tidak pernah menghargai prestasi-prestasi belajar yang selama ini diperoleh klien.
-       Orang tua klien hanya selalu menyalahkan klien.
-       Klien merasa tidak berguna dihadapan orang tuanya.

Ø  Behavior (Perilaku)
-          Klien berperilaku menyimpang seperti mencuri barang milik orang lain.
-          Klien sering terlibat perkelahian atau tawuran.
-          Klien menjadi malas untuk belajar sehingga membuat prestasi belajarnya menurun.
-          Klien lebih suka berada di luar rumah dan bergaul dengan teman-teman yang berperilaku menyimpang.
-          Klien suka menentang atau membantah kedua orang tuanya.

Ø  Consequences (konsekuensia)
Karena perubahan tingkah laku yang dialami klien dan klien sering membuat ulah di sekolah sehingga orang tua klien dipanggil untuk datang ke sekolah dan membuat klien diberi peringatan oleh pihak sekolah yaitu di skors selama 1 minggu.

No comments:

Post a Comment