ANALISIS
KASUS DENGAN EMPAT MODEL KONSEPTUALISASI
(MODEL
SWENSEN, SEAY, LAZARUS, DAN ABC)
FA
adalah mahasiswa disebuah universitas negeri di kota Surabaya. Dia memiliki
intelegensi yang cukup tinggi, rajin belajar, nilai-nilai prestasinya pun juga
sangat bagus dan nilai IP sangat tinggi. Namun kedua orang tuanya tidak pernah
menghargai usaha atas prestasi-prestasi belajar yang telah ia dapat selama ini.
Orang tua FA hanya selalu menyalahkan dan selalu menuntut FA untuk jadi yang
terbaik. Orang tua FA juga sangat sibuk dan tidak pernah memperhatikan anaknya.
FA merasa sangat tidak berguna di depan kedua orang tuanya dan dia merasa tidak
ada yang memperdulikan dirinya. FA memiliki sahabat yang selalu menemani
dirinya disaat suka maupun duka. Mereka banyak memiliki teman yang rata-rata
tidak menempuh pendidikan atau pengangguran. FA banyak mengalami perubahan
perilakunya sejak dia bergaul dengan teman-teman diluar sekolahnya tersebut.
Dia lebih senang berada diluar rumah karena dia merasa bosan dan tertekan
berada dirumahnya. Jika FA melakukan kesalahan orang tua hanya selalu
menyalahkan dan ayahnya memarahi serta memukul klien. FA sering berkelahi dan
pernah mencuri karena dorongan dari teman-temannya itu. Perubahan tingkah laku
itu membuat dia sering berbuat onar dan membuat orang tuanya dipanggil oleh
pihak sekolah. Karena ulahnya itu sehingga FA diberi sanksi oleh sekolah yaitu
di skors selama 1 minggu. Setelah melihat perubahan yang dialami oleh FA,
gurunya pun ikut membantu agar FA kembali seperti dulu lagi yaitu dengan
memberikan bimbingan dan pemahaman atas masalah yang dihadapinya.
1. Model
konseptualisasi masalah dari Swensen
Perilaku
menyimpang
|
Tekanan
|
Kebiasaan
maladaptif
|
Ø Berkelahi
Ø Mencuri
milik orang lain
Ø Menentang
orang tua
Ø Malas
belajar
Ø Lebih
suka keluar rumah
|
Ø Orang
tua terlalu menuntut
Ø Kurang
mendapat kasih sayang orang tua
Ø Merasa
tidak berguna dihadapan orang tua
Ø Orang
tua tidak pernah menghargai atas prestasi-prestasi belajar yang diperoleh
saat ini
|
Ø Kurang
percaya diri
Ø Tidak
mampu menjalin komunikasi dengan orang tua
Ø Tidak
dapat menilai baik atau buruknya sesuatu hal
|
Dukungan
|
Potensi
|
Kebiasaan
adaptif
|
Ø Guru
FA membantu agar dia tidak berulah lagi
|
Ø Memiliki
intelegensi yang tinggi
Ø Memiliki
prestasi belajar yang memuaskan
Ø IP
dalam kuliahnya sangat tinggi
|
Ø Rajin
belajar
|
2. Model
konseptualisasi model Seay
Kemungkinan
lingkungan
|
Kesalahan
kognitif
|
Gangguan
afektif
|
Pola
perilaku
|
1. Kurangnya
kasih sayang orang tua.
2. Kurangnya
perhatian orang tua terhadap anak.
3. Orang
tua terlalu menuntut FA.
4. Orang
tua selalu menyalahkan dan tidak menghargai atas prestasi-prestasi belajar
yang diperoleh FA.
5. Tidak
adanya komunikasi yang baik antara klien dan orang tuanya.
|
1. Kurang
percaya diri/minder.
2. Merasa
tidak berguna di depan orang tuanya.
3. Konsep
diri yang salah.
|
1. Stres.
2. Merasa
tertekan berada di rumah.
|
1. Sering
berkelahi.
2. Mencuri
milik orang lain.
3. Malas
belajar.
4. Menentang
orang tua.
|
3. Model
konseptualisasi Lazarus
Modalitas
|
Amatan
|
B
: Perilaku
|
Klien
berperilaku menyimpang seperti mencuri barang milik orang lain, berkelahi
atau tawuran, dan malas untuk belajar.
|
A
: Emosi
|
Merasa
tertekan dan stres berada dirumah karena tuntutan orang tua yang terlalu
tinggi.
|
S
: Sensasi
|
Klien
merasa tertekan atas tuntukan yang diberikan oleh orang tuanya.
|
I
: imagery
|
Klien
menganggap bahwa orang tuanya tidak pernah menghargai prestasi-prestasi yang
telah dicapai selama ini. Klien juga menganggap bahwa orang tuanya tidak
pernah menyayangi dia.
|
C : kognisi
|
Klien merasa tidak berguna di depan
orang tuanya karena semua yang dilakukan klien tidak pernah benar dimata
orang tuanya.
|
I
: hubungan interpersonal
|
Kurangnya
waktu luang yang dimiliki orang tua klien sehingga tidak adanya komunikasi
yang baik antara klien dan orang tuanya.
|
D
: kesehatan
|
Cara
berpakaian atau penampilan klien tidak rapi dan kotor karena klien selalu
berada diluar rumah dan tidak mendapat perhatian dari orang tua. Jika klien
melakukan kesalahan ayahnya selalu memukul tubuh klien membuat kesehatan
klien terganggu.
|
4. Model
konseptualisasi model ABC
Ø Antecedent
(Peristiwa yang mendahului)
- Pengaruh
pergaulan negatif dari teman-teman di lingkungan luar.
- Kurangnya
kasih sayang yang diberikan orang tua kepada klien.
- Klien
tidak pernah diperhatikan oleh orang tuanya.
- Klien
tertekan dengan tuntutan orang tua yang terlalu tinggi.
- Orang
tua klien tidak pernah menghargai prestasi-prestasi belajar yang selama ini
diperoleh klien.
- Orang
tua klien hanya selalu menyalahkan klien.
- Klien
merasa tidak berguna dihadapan orang tuanya.
Ø Behavior
(Perilaku)
-
Klien berperilaku menyimpang seperti
mencuri barang milik orang lain.
-
Klien sering terlibat perkelahian atau
tawuran.
-
Klien menjadi malas untuk belajar
sehingga membuat prestasi belajarnya menurun.
-
Klien lebih suka berada di luar rumah
dan bergaul dengan teman-teman yang berperilaku menyimpang.
-
Klien suka menentang atau membantah
kedua orang tuanya.
Ø Consequences
(konsekuensia)
Karena perubahan
tingkah laku yang dialami klien dan klien sering membuat ulah di sekolah sehingga
orang tua klien dipanggil untuk datang ke sekolah dan membuat klien diberi
peringatan oleh pihak sekolah yaitu di skors selama 1 minggu.
No comments:
Post a Comment