Wednesday, May 30, 2012

PERBEDAAN PEMBELAJARAN BEHAVIOR VS KOGNITIVE


 PERBEDAAN PEMBELAJARAN BEHAVIOR VS KOGNITIVE


Pembeda
Behavior
Kognitif
Pengertian
Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (yang tidak selalu berupa perubahan perilaku). Teori kognitif mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan (Lefrancois, 1985).
Strategi Belajar
Pelatihan dan pembiasaan
Pemahaman
Peran Guru
·     Berperan aktif dalam pembelajaran karena yang menjadi instruktur. (kegiatan belajar berpusat pada guru)
·         Guru harus dapat mengasosiasi stimulus dan respon secara tepat
Banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi dalam pembelajaran
  1. Pembelajaran adalah upaya alih pengetahuan dari guru kepada siswa.
  2. Tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada bagaimana menambah pengetahuan.
  3. Strategi pembelajaran lebih ditekankan pada perolehan keterampilan yang terisolasi dengan akumulasi fakta yang berbasis pada logika liner.
  4. Pembelajaran mengikuti aturan kurikulum secara ketat dan belah lebih ditekankan pada keterampilan mengungkapkan kembali apa yang dipelajari.
  5. Kegagalan dalam belajar atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum, dan keberhasilan atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.
  6. Evaluasi lebih ditekankan pada respons pasif melalui sistem paper and pencil test dan menuntut hanya ada satu jawaban yang benar. Dengan demikian, evaluasi lebih ditekankan pada hasil dan bukan pada proses, atau sintesis antara keduanya.

  1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
  2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
  3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
  4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
  5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Pembangunan Pengetahuan
·       Guru hanya memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke siswa. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.

·      Guru membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang selanjutnya siswa  menggeneralisasikannya untuk dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam situasi lain.

Materi
Aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut.
Materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
Aplikasi dalam pembelajaran
  1. Mementingkan pengaruh lingkungan.
  2. Mementingkan bagian-bagian (elementalistik).
  3. Mementingkan peranan reaksi.
  4. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon.
  5. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.
  6. Mementingkan pembentukan kebiasan melalui latihan dan pengulangan.
  7. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan

  1. Guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya,
  2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks,
  3. Guru menciptakan pembelajaran yang bermakna,
  4. Memperhatikan perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.

Kelebihan
1.   Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.
2.   Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.
3.   Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu.
4.   Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati dan jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.
5.   Metode behavioristik ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, rafleks, daya tahan dan sebagainya contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahragam dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
  1. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.
  2. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
  3. Lebih mengutamakan pada pemahan siswa.

Kekurangan
  1. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.
  2. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
  3. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh begavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

  1. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
  2. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.
  3. Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.

Kritik
Tidak mampu menjelaskan proses belajar yang kompleks karena tidak semua proses belajar dapat diamati.
Sukar diterapkan karena tidak mudah memahami struktur kognitif manusia
  
                                       Oleh : illa suryaningsih BK-B 2010 (101014051)

No comments:

Post a Comment