Saturday, April 14, 2012

Diskalkulia


Apakah yang dimaksud ‘Discalculia’?

‘Dyscalculia’ mengacu pada kesulitan ketika mengerjakan perhitungan matematika. Ketika hubungannya dengan bahasa, digunaka istilah ‘Dyslexia’ atau juga ‘Dysgraphia’. Pada intinya, ‘Dyscalculia’ adalah ketidakmampuan searing anak dalam menyerap konsep aritmatika. Aturan yang digunakan untuk pendidikan khusus diskalkulia beragam dari negara ke negara. Pada awal penilaiannya, siswa akan mengalami kesulitan yang terlihat signifikan dalam aritmatika, lalu baru dapat ditegakkan diagnosisnya dengan melalui serangkain tes, sebelum pada akhirnya akan diberikan pengajaran khusus. Namun sayangnya, siswa dengan gejala diskalkulia ini suit di diagnosis terutama mereka yang bersekolah di sekolah-sekolah Negri, dikarenakan lemahnya stander pengukuran kerangka kerjadan kriteria
Mengapa sebagian orang memiliki kelemahan diskalkulia ?
Sebagian besar, orang yang mengalami diskalkulia atau kesulitan dalam Matematika mempunyai kesulitan dalam proses visual. Pada beberapa kasus, pada bagian pemrosesan dan pengurutan, matematika memerlukan seperangkat prosedur yang harus diikuti dalam pol a yang urut, hal ini juga berkaitan dengan kurangnya memory (memory deficits). Mereka yang mengalami kesulitan mengingat benda-benda/angka, akan mengalami kesulitan mengingat urutan operasi  (order of operations) yang harus diikuti atau langkah-langkah pengurutan tertentu yang harus diambil untuk memecahkan soal-soal matematika. Yang terakhir, kesulitan matematika juga seringkali berhubungan dengan phobia matematika. Hal ini berkaitan dengan batang otak dari sistem ‘belief ‘ seseorang yang mengatakan bahwa ‘says tidal bias matematika’. Hal ini dapat terjadi karen a pengalaman masa lalu yang negatif ataupun karena kurangnya rasa percaya diri ketika berhadapan dengan soal matematika. Kita semua tau bahwa sikap yang positif akan mengarah pada performa yang lebih baik.
Apa yang harus dilakukan ?
  • Perbanyak contoh-contoh konkrit untuk memastikan pemahaman yang kuat sebelum melangkah kepada konsep yang abstrak.  Hal ini akan membantu untuk memberikan strategi untuk memvisualisasikan konsep. Ketika mengerjakan soal cerita, berikan kesempatan kepada anak untuk membayangakan situasi kehidupan sehari-hari atau alat yang membantunya memvisualisasikan sebuah bentuk, konsep, atau pola.
  • Berikan kesempatan untuk menggunakan gam bar, grafik, kalimat, atau kartu untuk membantu dalam hal pemahaman soal. Hubungkan permasalahannya dengan contoh kehidupan sehari-hari.
  • Kembangkan sebuah konsep diri bahwa ‘says bias’, sesering mungkin. JANGAN katakan, “Ibu/Ayah tidak pandai matematika, tak heran kamu pun begitu”. Ingatlah, dengan suasana yang baik, (tutoring, one to one support) dan sikap yang positif, semua orang pintar matematika !
  • Gunakan pendekatan yang positif untuk mengenalkan konsep dasar. Kartu atau permainan komputer untuk menguasai konsep awal sampai dengan 20 dan tabel perkalian akan sang at berguna. 10 menit sehari akan berhasil.
  • Berikan bantuan dalam mempelajari simbol-simbol matematika dan bahasa matematika. Contohnya, pikirkan tenting simbol ‘-’ (minus) berarti ‘pergi’ atau ‘hilang’, dan simbol ‘+’ berarti ‘datang’ atau ‘muncul’.Simbol ‘-’ bisa juga berarti ‘mengurangi’, bisa juga pecahan, atau juga bilangan bulat negatif.
                                                                                     Oleh : illa suryaningsih BK-B 2010 (101014051)

No comments:

Post a Comment