Pengertian
Test dalam Pembelajaran/Pendidikan
Kata tes berasal dari bahasa Prancis
kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia yang dimaksud
disini adalah dengan menggunakan alat berupa piring akan dapat diperoleh
jenis-jenis logam mulia yang bernilai tinggi. Dalam perkembangannya dan seiirng
kemujuan zaman tes berate ujian atau percobaan. Ada beberapa istilah yang
memerlukan penjelasan sehubungan dengan uraian diatas yaitu test, testing,
tester dan testee, yang masing-masing mempunyai pengertian berbeda namun erat
kaitannya dengan tes.
- Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.
- Testing berarti saat dilaksanakannya pengukuran dan penilaian atau saat pengambilan tes.
- Tester artinya orang yang melaksanakan tes atau orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden.
- Testee adalah pihak yang sedang dikenai tes.
Ada beberapa pendapat dari beberapa
ahli tentang pengertian tes, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya
yang berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat
pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara
meluas, serta dapat digunakan sebagai cara untuk mengukur dan
membandingkan keadaan pskis atau tingklah laku individu. Menurut Lee J.
Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of Psychological Testing, tes
merupakan suatu perosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua
orang atau lebih. Sedangkan menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian
tugas yang diberikan kepada individu atau kelompok individu, yang dimaksud
untuk membandingkan kecakapan satu sama lain.
Dari pengertin dari para ahli
tersebut dalam dunia pendidikan dapat disimpulkan bahwa pengertian tes adalah
cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang memberikan tugas dan serangkaian tugas
yang diberikan oleh guru sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkat laku atau prestasi peserta didik.
Pengertian Tes
dalam Psikologi
Istilah tes telah sedemikian
populernya di Indonesia. Boleh dikatakan setiap orang pernah mendengar,
membicarakan, atau bahkan mengalami pengukuran suatu tes dalam situasi dan
keperluan yang berbeda. Tetapi apakah sebenarnya tes itu? Kiranya tidak banyak
orang yang dapat menjelaskan secara baik dan lengkap.
Bila dilihat dari wujud fisiknya, suatu tes tidak lain
dari sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan
yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu
berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subyek
melakukan tugasnya.
Penjelasan ini mungkin terlalu sederhana, karena pada
kenyataannya tidak sembarang kumpulan pertanyaan cukup berharga untuk dinamakan
suatu alat tes. Banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar
pertanyaan itu dapat dinamai suatu alat tes.
Anne Anastasi (1976) mengatakan bahwa tes pada
dasarnya adalah suatu pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel
perilaku. Brown (1976) mengatakan bahwa tes adalah suatu prosedur yang
sistematis guna mengukur sample perilaku seseorang. Nampaknya Brown menganggap
bahwa cirri sistematis tersebut telah mencakup pengertian obyektif, standar,
dan syarat-syarat kualitas lainnya.
Definisi yang lebih lengkap dapat dikutipkan langsung
dari pendapat Cronbach yang dikemukakan dalam bukunya Essentials of
psychological Testing, yaitu: “….a systematic procedure for observing a
person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or a
category system” (Cronbach, 1970).
Dari batasan-batasan mengenai tes
tersebut diatas, dapatlah kita tarik kesimpulan pengertian, antara lain:
1. Tes adalah
prosedur yang sistematis, artinya (a) item-item dalam tes disusun dengan cara
dan aturan tertentu, (b) prosedur administrasi dan pemberian angka (skoring)
tes harus jelas dan dispesifikasikan secara terperinci, dan (c) setiap orang
yang mengambil tes tersebut harus mendapat item-item yang sama dan dalam
kondisi yang sebanding.
2. Tes yang
berisi sampel perilaku, artinya (a) betapapun panjangnya suatu tes isi yang
tercangkup didalamnya tidak akan lebih dari seluruh item yang mungkin ada, dan
(b) kelayakan suatu tes tergantung pada sejauh mana item-item di dalam tes itu
mewakili secara representatif kawasan (domain) perilaku yang diukur.
3. Tes mengukur
perilaku, artinya item-item dalam tes menghendaki subyek agar menunjukkan apa
yang diketahui atau apa yang telah dipelajari subyek dengan cara menjawab
item-item atau mengerjakan tugas-tugas yang dikehendaki oleh tes.
Sedangkan beberapa hal yang tidak
tercangkup dalam batasan tes adalah:
1.
Tes tidak memberi spesifikasi formatnya, artinya tes
dapat disusun dlaam berbagai bentuk dan tipe sesuai dengan tujuan dan maksud
diadakannya tes.
2.
Tes tidak membatasi isi yang dapat dicangkupnya,
artinya tes dapat melakukan fungsi ukur terhadap hasil belajar, abilitas,
kamampuan khusus atau bakat, intelegensi, dan sebagainya sesuai dengan untuk apa
tes itu dibuat.
3.
Subyek yang dikenai tes idak selalu perlu dan harus
tahu kalau ia sedang dikenai suatu tes, lebih lanjut, subyek tidak selalu perlu
tahu aspek psikologis apa yang sedang diukur dari dirinya.
No comments:
Post a Comment