Wednesday, April 11, 2012

SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI INDONESIA


             Perkembangan layanan bimbingan di Indonesia berbeda dengan di Amerika.Jika di Amerika dimulai usaha perorangandan pihak swasta,kemudian berangsur-angsur menjadi usaha pemerintah.Sedangkan Indonesia perkembangannya dimulai dengan kegiatan di sekolah dan usaha-usaha pemerintah. Mengenai penggunaan istilah Guidance dan Counseling di Indonesia ada yang yang tetap menggunakan istiah bahasa asing sehingga sering diingkat “GC”,Bimbingan dan Penyuluhan dengan singkatan “BP”dan Bimbingan dan konseling dengan singkatan “BK”.Dan dipergunakan di IKIP YOGYAKARTA adalah Bimbingan dan Konseling .
                Bimbingan dan konseling secara formal dibicarakan oleh para ahli baru pada tahun 1960.Tetapi di Yogyakarta pada tahun 1958,Drs.Tohari musnamar,dosen ikip Yogyakarta telah mempelopori pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama kali di SMA Teladan Yogyakarta.Sedang pada tahun 1960 di adakan konferensi FKIP seluruh Indonesia di Malang ,memutuskan bahwa bimbingan dan konseling dimasukan dalam FKIP.Dan pada tahun 1961 mulai diadakan layanan bimbingan dan konseling diseluruh SMA Teladan di Indonesia,sejak itu lah BK di Indonesia dimulai.
                Pada kurikulum 1975 untuk sekolah umum,dan kurikulum 1976 untuk sekolah kejuruan dicantumkan secara tegas bahwa layanan bimbingan dan konseling harus dilaksanakan pada tiap-tiap sekolah.Perkembangan mengenai bimbingan dan konseling disekolah di Indonesia sangat dirasakan perlu dan pentingnya ada pembimbing khusus(profesional) yang mengenai bimbingan dan konseling di sekolah.
                Perumusan dan pencantuman resmi di dalam rencana  pelajaran SMA disusul dengan berbagai pengembangan layanan bimbingan dan konseling disekolah,seperti rapat kerja,penataran.d an lokakarya.Puncak dari usaha ini adalah didirikannnyajurusan bimbingan dan penyuluhan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan(IKIP) negeri.Salah satu yang membuka jurusan Bimbingan dan Penyuluhan adalah IKIP Bandung pada tahun 1963 yang sekarang dikenal dengan nama UPI.Usaha mewujudkan sistem sekolah pembangunan dilaksanakan melalui proyek pembaharuan pendidikan,yang diberi nama Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) yang diuji coba didelapan IKIP,menghailkan dua naskah penting dalam sejarah perkembangan layanan bimbingan di Indonesia yaitu:
a.       Pola dasar rencana dan pengembangan program bimbingan dan dan penyuluhan melalui proyek-proyek perintis sekolah pembangunan.
b.      Pedoma operasional pelayanan bimbingan pada proyek-proyekperinis sekolah pembangunan.
Secara formal bimbingan dan konseling di programkan di sekolah sejak diberlakukannya kurikulum 1975,yang menyatakan bahwa bimbigan dan penyuluhan merupakan integral dalam pendidikan di sekolah.Pada tahun 1975 berdiri Ikatan Petugas Bimbiingan Indonesia (IPBI) di Malang.Setelah melalui penataan,maka dalam dekade 80-an Bimbingan diupayakan agar lebih mantap untuk mewujudkan layanan bimbingan yang profesional dengan penyempurnaan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 telah dimasukan bimbingan karir didalamnya. Usaha pemantapan bimbingan terus dilanjutkan dengan diberlakukannya:
a.       UU No.2  Tahun 1989 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional,yang menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik  melalui kegiatan bimbingan,pengajaran,dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”.
b.      Peraturan pemerintah (PP) No.28 Bab X Pasal 25 Tahun 1990 dan PP No.29 Bab X Pasal 27 tahun 1990 yang menyatakan bahwa”Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada sisiwa dalam rangka upaya menemukan pribadi,mengenal lingkungan,dan merencanakan masa depan”
c.       SK Menpan No.84 tahun 1993 pasal 3 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menyebutkan “tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan,melaksanakn program bimbingan,analisis hasil pelaksanaan bimbingan,dan tindak lanjut program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
d.      Menpan SK No.26  tahun 1989 yang menyatakan adanya pekerjaan bimbingan dan penyuluhan(konseling) dan pekerjaan mengajar satu sama lain berkedudukan seimbang dan sejajar.
Keluarnya SK Menpan tersebut tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa keprofesionalan bimbingan dan konseling(konselor)kurang jelas sehingga perlu memperoleh kejelasan tentang batas kewenangan antara guru dan konselor(pembimbing).
Berdasarkan penelaahan yang cukup kritis terhadap perjalanan historis gerakan bimbingan dan konselingdi Indonesia,Prayitno (2003)mengemukakan bahwa peridesasi perkembangan gerakan bimbingan dan koneling di Indonesia melalui lima peiode yaitu:
1)      Prawacana dan Pengenalan (sebelum 1960 sampai 1970-an)
Pada perioode ini pembicaraan tentang bimbingan dan konseling telah dimulai,terutama oleh para pendidik yang telah mempelajari diluar negeri dengan dibukanya juruan bimbingan dan penyuluhan di UPI Bandung pada tahun 1963.Pembukaan jurusan ini menandai dimulainya periode kedua yang secara tidak langsung memperkenalkan bimbingan dan penyuluhankepada masyarakat,akademik,dan pendidikan.Kesuksesan periode ini ditandai dengan diluluskannya sejumlah sarjana BP dan semakin dipahami dan dirasakan kebutuhan akan pelayanan tersebut.
2)      Pemasyarakatan (1970 sampai 1990-an)
Pada periode ini diberlakukan kurikulum 1975 untuk sekolah dasar sampai sekolah menengah tingkat atas dengan mengintregasikan layanan BP untuk siswa.Pada tahun ini terbentuk organisasi profesi BP dengan nama IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia).Pda periode ketiga ini ditandai dengan berlakunya kurikulum 1984 yang difokuskan pda bimmbingan karir.Pada periode ini muncul beberapa masalah seperti:berkembangnya pemahaman yang keliru yaitu mengidentikan bimbingan karir (BK)dengan BP sehingga muncul istilah BP/BK,kerancuan dalam mengimplementasikan SK Menpa no 26 tahun 1989 terhadap penyelenggaraan bimbingan di sekolah yang menyatakan bahwa semua guru dapat diserahi tugas melaksanakan pelayanan BP yang mengakibatkan pelayanan BP menjaddi kabur baik pemahaman maupun mengimplementasikannya.

3)      Konsolidasi (1990-2000)
Pada periode ini IPBI berusaha keras untuk mengubah kebijakan bahwa pelayanan BP itu dapat dilaksanakan oleh semua guru yang ditandai dengan : 1)diubahnya secara resmi kata penyuluhan menjadi konseling istilah yang dipakai sekarang adalah bimbingan dan konseling “BK” 2)pelayanan BK disekolah hanya dilaksanakan oleh guru pembimbing  yang secra khusus ditugasi untuk itu 3)mulai diselenggarakan penataran (nasional dan daerah) untuk guru-guru pembimbing 4)mulai  adanya formasi untuk mengangkat menjadi guru pembimbing 5)pola pelayanan BK disekolah dikemas “BK Pola 17” 6)dalam bidang pengawasan sekolah dibentuk bidng pengawaan BK 7)dikembangkannya sejumlah panduan pelayanan BK disekolah yang lebih operasional oleh IPBI
4)      Lepas Landas
Semula diharapkan periode konsolidasi akan dapat mencapai hasil-hasil yang memadai,sehingga muncul tahun 2001 profesi BK di Indonesia sudah dapat di tinggal landas.Namun kenyataannya mash ada permasalahan yang belum terkonsolidasi yang berkenaan dengan SDM  yaitu mengenai untrained,undertrained,dan uncomitted para pelaksana pelayanan.Namun pada tahu-tahun selanjutnya ada perkembangan menuju era lepa landas yaitu : 1)penggantian nama organisasi profesi dari IPBI menjadi ABKIN 2)Lahirnya undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang didalamnya termuat ketentuan bahwa konselor  termasuk salah satu tenaga pendidik (bab I pasal 1 ayat 3)kerja sama pengurus besar ABKIN dengan dikti depdiknas tentang standarisasi profesi konseling 4)Kerja sama ABKIN dengan direktorat PLP dalam merumuskan kompetensi guru pembimbing (konselor) SMP sekaligu memberikan pelatihan bagi mereka.
                Yang masih menjadi persoalan dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling sampai saat ini diantaranyaadalah sebagai berikut :
1)      Masih terdapat kesenjangan rasio konselor (guru pembimbing)dengan jumlah sekolah dan jumlah peserta didik disetiap jenjang pendidikan bahwa di SD atau MI belum ada pengangkatan khusus seorang konselor.
2)      Dampak dari kesenjangan antara jumlah konelor dengan jumlah sekolah atau jumlah peserta didik adalah : a)disekolah-sekolah tertentu tidak ada guru pembimbing b)disekolah-sekolah tertentu ada guru pembimbing meskipun tidak seimbang dengan banyaknya siswa c)untuk menutup kekurangan guru pembimbing tidak jarangkepala sekolah mengngkat guru-guru pelajaran menjadi guru pembimbing.
3)      Pengangkatan guru mata pelajaran menjdi guru pembimbing disatu sisi memberi im[presi positif bagi penyelenggaraan program BK disekolah karena ada kepedulian kepala sekolah terhadan layanan BK tetapi kurang profesional.
4)      Mekipun BK dianggap ahli profesional namun belum ada perlindungan hukum yang kuat.
5)      BK belum begitu dikenal dikalangan masyarakat secara umum hanya dilingkungan sekolah yang justru enaruh citra negatif terhadap BK.
6)      Masih ada kepala sekolah yang belum memahami secara tepat program BK disekolah sehingga sering menyuruh guru pelajaran untuk menjadi guru BK.
7)      Citra BK semakin diperburuk dengan masih adanya guru pembimbing yang kinerjanya tidak profesional.
8)      LPTK yang menyelenggarakan pendidikan bagi calon gru pembimbing (konselor) masih belum memiliki kurikulum yang mantap untuk melahirkan konselor-konselor yang profesional.
KESIMPULAN
Ø  Perkembangan BK di amerika bersifat buttom-up yaitu dari pihak perorangan atau swasta kemudian menjadi program pemerintah.Sedangkan di Indonesia dimulai dari up-buttom yaitu dari pemerintah melalui kebijakan-kebijakan ,program-program eksperimentasi,undang-undang dikembangkan lembaga swasta atau perorangan.
Ø  Profesi tenaga poembimbing atau konselor di Amerika sudah mencapai standarisasi yang mantap sedangkan di Indonesia masih dalam proses pengkajian dan pemantapan dalam berbagai aspek.
Ø  Secara organisasi dan yuridis formal profesi BK menunjukan kondisi yang semakin mantap namun dalam tataran implementasi masih mengalami kelemahan dalam berbagai aspeknya seperti manejemen,sumber daya,sarana prasarana.
Sampai sekarang ini pelayanan bimbingan dan konseling ditanah air telah dirintis dan dikembangkan selama 30 tahun ,termasuk usia yang dewasa namun perlu dipertanyakan sudahkah tugas BK itu merupakan sutu tugas profesi?sampai mana kadar profesinya? Walter Johnson (1959) menyatakan petugas profesional adalah seseorang yang menampilkan sesuatu tugas khusus yang mempunyai tingkat esulitan yang lebih dari biasa ,mempersyaratkan waktu persiapan,dan pendidikan yang cukup lama yang menghasilkan pencapaian kemampuan ,ketrampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi.
BIDANG-BIDANG BK
                Kegiatan BK merupakan satu bentuk tiga dimensi dari sub unsur : bidang bimbingan,jenis layanan dan kegiatan pendukung,tahap kegiatan.Ada empat bidanng yaitu bimingan pribadi,sosial,belajar,dan karir.
1)      Bidang bimbingan pribadi
Pelayanan bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa mengenal ,menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,mandiri serta sehat jasmani dan rohani,yang menjadi pokok-pokok :
·         Pemantapan kebiasaan dan pengembangan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME.
·         Pemahaman kekuatan diri dan arah pengembangannya melalui kegiatan kreatif dan produktif baik dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat maupun untuk kehidupan masa depan.
·         Pemahaman bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan kreatif  dan produktif.
·         Pemahaman pengamalan hidup sehat.


2)      Bidang bimbingan sosial
Pelayanan bimbingan ini bertujuan membantu siswa dalam kaitannya dengan lingkungan dan etikapergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial,dengan pokok-pokok :
·         Pengembangan perkembangan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.
·         Pengembangan bertingkah laku dan berhubungan sosial.
·         Pengembangan hubungan yang harmonis dengan teman sebaya.
·         Pemahaman dan pengamalan disiplin dan peraturan sekolah.

3)      Bidang bimbingan belajar
Pelayanan bimbingan ini bertujuan membantu siswa mengenal,menumbuhkan dan mengembangkan diri,sikap belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar dalam rangka menyiapkannya pendidikan ketingkat yang lebih tinggi dan berperan serta dalam masyarakat,dengan pokok-pokok :
·         Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
·         Menumbuhkan disiplin belajar dan berlatihbaik secara individual atau kelompok.
·         Mengembangan penguasaan materi program belajar.
·         Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik-sosial dan pengembangan pengetahuan,keterampilan,dan pengembangan pribadi.
·         Orientasi belajar disekolah.

4)      Bidang bimbingan karir
Pelayanan bimbingan ini ditujukan ntuk mengenal potensi diri sebagai prasyarat dalam mempersiapkan masa depan karir masing-masing siswa,dengan pokok-pokok :
·         Pengenalan konsep diri berkaitan dengan bakat dan kecenderungan pilihan jabatan serta arah pengembanagn karir.
·         Pengenalan bimbingan kerja/karir khususnya berhubungan dengan pilihan kerja.
·         Orientasi dan informasi jabatan dan usaha memperoleh penghasilan.
·         Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasukinya.
·         Orientasi dan informasi pedidikan selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA
Ø  Layanan Bimbingan Konseling Di Sekolah,Drs.Saring Marsudi ,SH,M.Pd,UMS,2003.
Ø  Landasan Bimbingan & Konseling,Dr.Syamsu Yusuf,L.N & Dr.A.Juntika Nurihsan,PT REMAJA ROSDAKARYA,2010.


oleh : illa suryaningsih BK-B 2010 (101014051),  



1 comment:

  1. Mohon izin di copy materinya........ tks

    ReplyDelete