Teori Kognitif
Dari Piaget
a.
Konsep – konsep dasar teori Piaget
1.
Adanya perubahan kualitatif yang diakibatkan oleh
factor biologis, penyesuaian dengan liungkungan hidup, adanya system yang
mengatur dari dalam yang tetap sepanjang perkembangan, merupakan pendekatan
biologis.
2.
Tinjaunannya tentang perkembangan mental (kognitif)
dari bayi sampai dewasa, melalui interaksi antara anak dengan lingkungan
sosialnya. Ditekankan oleh Piaget bahwa perkembangan kognitif bukan hanya dari kematangan
organisme, dan bukan hanya selalu pengaruh lingkungan, tetapi interaksi anak
dengan lingkungan sangat menentukan tahapan perkembangan kognitifnya.
Pencapaian tahapan itu urut, tidak bervariasi, namun tidak sama waktunya bagi
setiap anak.
3.
Teori Piaget disebut teori kognitif karena
pembahasannya mengenai masalah kognisi. Pengertiannya kognisi tidak hanya
meliputi kemampuan berpikir saja, melainkan termasuk aspek-aspek: persespsi,
ingatan, berfikir, symbol, penalaran dan pemecahan masalah (Singgih D. Gunarsa,
1981).
4.
Sebagai teori piaget yang lain, perbedaan kognitif
bukanlah kuantitatif tetapi kualitatif. Hal ini dikemukakan oleh Piaget bahwa
pada umur tertentu anak mempunyai kesulitan yang lebih besar dalam mengerti dan
menangkap hal yang bersifat sederhana.
b.
Teori Piaget tentang perkembangan kognitif
Setiap orientasi Piaget sangat berkenaan dengan hakekat
intelegensi, struktur dan fungsinya. Tujuan pokok dari penyelidikan Piaget
adalah untuk menentukan apakah yang merupakan intelegensi itu. Berikut
merupakan beberapa definisi Piaget tentang pengertian intelegensi:
-
Intelegensi adalah adaptasi biologis yang
istimewa.
-
Intelegensi adalah Bentuk dari ekuilibrium yang
diarahkan kepada adaptasi yangberturut turut dan pertukaran antara organisme
dan lingkungannya.
-
Intelegensi melibatkan kemampuan intelektualitas
(Ginsburg & Opper, 1979).
Jadi Piaget merumuskan intelegensi sebagai adaptasi
biologis, ekuilibrium, antara individu dan lingkungannya, dan seperangkat
kegiatan mental yang memungkinkan keseimbangannya.Definisi piaget ini kurang
memberi arti tentang pengaruh perasaan (emosi), mesikup dia juga mengakui tidak
ada perbuatan yang tidak terlepas dari perasaan (emosional) seperti halnya
aspek dorongan (motivasi). Pada pokoknya Piaget mengabaikan peranan emosi dalam
struktur intelek. Disini pengaruh biologis nampak dengan digunakannya istilah :
npertumbuhan, slage, adaptasi, ekuilibrium, pada teori Piaget tentang
intelegensi (Ginsburg & Opper, 1979).
Menurut Piaget intelegensi adalah atribut untuk semua
jenis kehidupan. Intelegensi mempunyai ciri : struktur & adaptasi. Oleh
karena itu jenis problem yang di pecahkan oleh individu tergantung kepada
struktur intelektualnya. Menurut dia, perkembangan intelektual terdiri dari
perubahan yang bersifat progresif dan berurutan dalam struktur intelegensi yang
dipengaruhi oleh heriditas dalam 3 cara:
1.
Struktur fisik yang diturunkan
2.
Reaksi tingkah laku diturunkan
3.
Kemasukan struktur fisik
Piaget mendasarkan teori kognitifnya pada 2 hal yang
pokok :
1.
Fungsi
2.
Struktur (Philips Jr, 1969)
Fungsi adalah bersifat tinggal tetap, sedang struktur
bersifat berkembang secara sistematis. Piaget juga mengemukakan istilah
content, yang dimaksud adalah stimuli dan respon yang dapat diamati. Tetapi
menurut Philips Jr(1969) content itu dapat diartikan fungsi dan struktur dalam
arti abstrak.
Struktur menunjukan sifat yang sistematis terhadap suatu
kejadian, baik internal maupun eksternalnya. Tiap-tiap kejadiannya berhubungan
dengan kejadian yang lain yang disebut oleh Piaget sebagai struktur (schemata).
Sedang fungsi terdiri dari organisasi dan adaptasi, setiap perbuatan selalu
diorganisasi dan aspek dinamis dari organisasi itu adalah adaptasi.
Bagan struktur dan fungsi :
Philisps Jr, 1969
Keterangan:
Schema
adalah pola-pola yang teratur yang
diperoleh dari lahir, yang melatar belakangi tingkah laku yang diperlihatkan. Ketika
lahir anak mempunyai banyak skema dan skema-skema ini berlangsung menjadi lebih
kompleks dan lebih tingi tingkatannya (Singgih D. Gunarsa, 1982).
Sebagai contoh adalah reflek-reflek
dan tingkah laku lain yang dibawa sejak lahir; tetapi ada juga skema yang
diperoleh karena pengalaman (Ginsburg & opper,1979).
Karena ini merupakan unit dasar dalam
kognisi, bicara dan tingkah laku sehingga dari ini terdapat skema kognitif,
skema verbal, dan skema tingkah laku (Good, 1977).
Kecenderungan mengatur tingkah laku
dan berfikir serta mendapatkan merupakan hasil struktur psikologis yang
berbeda-beda pada umur yang berbeda pula, misal pada anak mengemut ibu jari dan
akhirnya mejadi sebuah kebiasaan.
Adaptasi
Semua organisme akan berusaha
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dengan cara yang berbeda-beda setiap
individu.
Karena berhubungan dengan
perjuangan hidup maka dalam adaptasi diperlukan fungsi-fungsi kognitif
agardapat berlangsung dengan baik (Singgih D. Gunarsa, 1982). Karena itu
adaptasi sebagai bagian diri.
Adanya pengalaman-pengalaman
adaptasi menyebabkan perkembangan dari skema-skema baru terutama melalui
eksplorasi trial and eror, namun kebih banyak melalui eksperimentasi yang
sistematik (Good, 1977).
Adaptasi terdiri dari 2 proses yaitu assimilasi dan
akomodasi:
-
Assimilasi
Terjadi bilamana suatu organisme
menggunakan sesuatu dari lingkungan dan menggabungkannya. Misalnya manusia
memakan suatu makanan, getah perut merubah makanan itu menjadi bentuk yang dapat diserap tubuh.
Merupakan pemrosesan dimana stimulus tertentu dipecahkan secara otomatis,
dengan menggunakan skema yang telah disusun.
-
Akomodasi
Adalah terjadinya perubahan pada
subjeknya agar dapat menyesuaikan terhadap obyek yang ada diluar dirinya.
Misalnya dalam hal makanan untuk melunakkan nya maka otot perut berkontraksi
dengan beberapa cara.
Menurut Piaget, adaptasi intelektual juga merupakan
interaksi antara orang dengan lingkungannya, termasuk proses asimilasi dan
akomodasi. Hubungan antara asimilasi dan akomodasi terjadi secara bersama-sama
dan saling mengisi, satu sisi mengasimilasi kenyataan dari luar ke dalam
struktur psikologisnya, sedang sisi lain mengubah struktur psikologisnya tersebut
untuk menghadapi tekanan dari luar.
Prinsip Equilibrium
Berasal dari istilah dalam
fisika yang menunjukan keseimbangan, keharmonisan dalam penyesuaian antara dua
faktor (lebih), misalnya antara individu dengan lingkungannya (Ginsburg & Opper, 1979)
Proses dimana struktur berubah
dari keadaan satu ke keadaan lain disebut ekuilibrasi, dan mencoba untuk
mengadakan pengaturan, penstabilan, dan pengertian terhadap pengalaman. Ini
berarti bahwa manusia merasakan disekuilibrium seperti:ada keingin tahu,keinginan
pemecahan masalah, menyebabkan manusia mengusahakan tingkahlaku yang ke
adaptasi (Good, 1977).
Menurut Piaget, organisme
cenderung kea rah ekuilibrium dengan lingkungan. Organisme menganut struktur
menjadi pola yang stabil dan logis, efektif dalam interaksi dengan reaksi.
Cara-cara menghadapi dunia
cenderung kea rah keseimbangan tertentu, dengan menggunakan
pengalaman-pengalaman yang lalu dan memodifikasi pola-pola tingkah laku
sekarang untuk memenuhi permintaan-permintaan situasi baru (Ginsburg & Opper,1979).
oleh:illa suryaningsih BK-B 2010 (101014051)
No comments:
Post a Comment