TUGAS PERKEMBANGAN DAN PERKEMBANGAN
KARIR
Dalam
kebudayaan Barat, tugas – tugas itu lebih nyata, dan untuk suatu bangsa
misalnya Amerika, untuk kelas sosial tertentu. R. J. Havighurst mengembangkan
konsep tentang tugas – tugas perkembangan (developmental tasks), yang di
artikan tugas – tugas orang anggota kelompok masyarakat yang harus sudah di
tunaikannya, prestasi yang harus sudah di capainya, pada tahap – tahap tertentu
perkembangan dalam hidupnya sejak lahir sampai usia tua sesuai dengan harapan
kebudayan masyarakat di mana ia tinggal atau menjadi anggotanya. Jika seseorang
gagal menunaikannya suatu tugas tertentu pada suatu tahap perkembangan
tertentu, maka kemungkinannya ia akan menjumpai kesulitan, atau terhalang,
dalam menunaikan tugas – tugas dalam tahap – tahap perkembangan berikutnya.
Perkembangan itu bersifat berkelanjutan dan berangsur – angsur, jadi tidak terpisah – pisah atau lepas –
lepas, demikian pun tugas – tugasnya.
Beberapa dari tugas perkembangan untuk tahap – tahap tertentu hidup
orang dalam budaya Amerika, kelas menengah, sebagai contoh, adalah sebagai
berikut (Cronbach, 1954, h. 94-95) :
Dalam
hal perkembangan jasmani :
a. Merangkak
(usia 1 tahun).
b. Mampu
berjalan denga berbicara (2 tahun).
c. Mulai
pertumbuhan cepat mendadak (masa praremaja / 10 – 12 tahun).
d. Akil
balik (anak perempuan 10 – 16 tahun, anak laki – laki 12 – 17 tahun).
e. Ujung
pertumbuhan badan dan kemampuan intelek (masa remaja akhir / 17 – 20 tahun).
f. Puncak
pertumbuhan jasmani, puncak kinerja mental (masa peralihan ke dewasa / 21 – 26
tahun).
Dalam
hal perkembangan lingkungan sosial :
a. Rumah
(masa bayi / 0 – 1 ½ tahun).
v b. Rumah,
prasekolah (masa prasekolah 2 – 5 tahun).
v c. Sekolah,
lingkungan tetangga, masyarakat sekitar (sebagai pengamat), (masa, praremaja 10
– 12 tahun).
v d. SMA,
masyarakat sekitar (khususnya fasilitas rekreasi) (masa remaja awal 13 – 16
tahun).
v e. Waktu
di rumah kurang, tempat kerja atau pendidikan lanjut (masa remaja akhir 17 – 20
tahun).
v f. Tempat
kerja, rumah baru, masyarakat sekitar baru (21 – 26 tahun).
Dalam hal – hal yang berkaitan
dengan kerja dan hidup berkeluarga :
v a. Anak
– anak masa remaja awal (13 – 16 tahun) memasuki akil balik, berpacaran dan
merasa dirinya di terima oleh teman lawan jenis dan menyadari peranannya sesuai
jenis kelaminnya, menemukan vokasional yang hendak di tempuh.
v b. Dalam
masa remaja akhir (17 – 20 tahun) anak di harapkan mampu membuat keputusan
serius tanpa mengandalkan diri pada orang dewasa, membina hubungan rapat dengan
teman lawan jenis, membuat persiapan untuk kehidupan orang dewasa, sudah bisa
memilih tujuan vokasional tertentu dan mengembangkan ketrampilan vokasional
yang di perlukan, bekerja sambilan, tamat SMA lalu bekerja atau melanjutkan
pendidikan
v c. Dalam
masa peralihan ke usia dewasa (21 – 26 tahun) orang di harapkan sudah menikah
dan mencapai menyesuaian dalam kehidupan perkawinan, membuat keputusan meski
mendapat tentangan dari orang tua, bekerja tetapi masih mendapat bimbingan,
menerima tujuan – tujuan yang di tetapkan oleh atasan (pihak yang berwenang)
menyusun rencana bersama teman hidupnya, memantapkan diri pribadinya (self)
dalam pekerjaan yang “terhormat”.
Di
dalam suatu masyarakat pun, seperti di Amerika, terdapat perbedaan di antara
kelompok – kelompok dari berbagai kelas sosial. Anak kelas sosial bawah,
umpamanya, belajar untuk pengendalian kandung kemihnya (toilet training, untuk
mengatur buang air seni) lebih lambat, tetapi mereka mndpat penghasilan (uang)
lebih cepat dari pada anak kelas sosial menengah. Kelakuan agresif di antara
anak – anak kelas sosial bawah bisa di maklumi dan di terima, sementara untuk
anak kelas sosial menengah kelakuan demikian itu, di tentang dan harus di cegah
(Cronbach, 1954). Di dalam kebudayaan kita di sini nyata sekali pengaruh orang
tua itu, bahkan sanak keluarga lain dalam sistem keluarga besar (extended
family) yang mencakup paman atau kakek, umpamanya, pun terkadang ikut
menentukan, setidak – tidaknya di minta pendapatnya dalam soal – soal penting
seperti memilihan pekerjaan atau penentuan pasangan hidup bagi anak.
Di
dalam masyarakat suku tertentu campur tangan orang tua dan keluarga lain bahkan
bersifat menentukan. Dalam soal pilihan kerja hidup berkeluarga, seperti halnya
di masyarakat barat, terdapat perbedaan antara “kelas sosial” dan kota – desa
(daerah pedalaman).
No comments:
Post a Comment