Sunday, April 8, 2012

Evaluasi Teori C. L. Hull


Evaluasi Teori Hull

Kontribusi :

Teori belajar Hull berpengaruh besar terhadap psikologi. Marx dan Cronan – Hilix (1987) mengatakan :
Kontribusi terpenting dari Hull untuk psikologi adalah dia menunjukkan manfaat dari mengarahkan pandangan seseorang terhadap tujun utama dari teori perilaku yang sistematis dan ilmiah. Dia menjalani kehidupan ilmiah untuk mencapai tujuan itu, dan karenanya mempengaruhi bahkan mereka yang tidak sepakat dengan detail karyanya. Hanya ada sedikit psikolog yang memberikan pengaruh begitu besar terhadap banyak periset. Dia memopulerkan pendekatan behavioristik yang amat objektif.
Teori hull membahas sejumlah fenomena behaviorial dan kognitif. Cakupan teorinya, yang di padukan dengan definisi variabelnya yang detail, mengundang banyak penelitian empiris. Rashotte dan Amsel (1999) mengatakan :
Rencana Hull untuk behaviorisme S – R sangat ambisius. Ia ingin memprediksi perilaku individu dalam isolasi, dan dalam kelompok. Ia ingin mengkonseptualisasikan basis untuk perilaku adaptif dalam pengertian luas, termasuk proses kognitif tertentu dan perbedaan kinerja antara berbagai spesies dan individual. Ia ingin mengunakan matematika dan logika yang ketat sebagai cara untuk memastikan asumsi dan memprediksi dan membandingkannya dengan teori lain secara jelas.
Kriteria Popper terpenting untuk teori ilmiah, yakni teori itu mesti membuat prediksi yang spesifik dan dapat diuji. Teori Hull adalah teori pertama yang memenuhi kriteria Popper. Penegasan Hull pada definisi konsep yang tepat dan pernyataan matematika yang menghubungkan konsep – konsepnya dengan perilaku telah memberi arah yang jelas untuk menguji teorinya. Menurut Hull, penguatan bergantung pada reduksi dorongan atau stimuli dorongan yang di hasilkan oleh kondisi kebutuhan fisiologis. Hipotesis reduksi dorongan adalah usaha pertama untuk membedakan diri dari definisi pemuas / penguat yang kurang tegas yang menjadi ciri teori Thorndike dan Skinner. Hull juga merupakan orang pertama yang membuat prediksi yang persis tentang efek gabungan dari belajar dan dorongan terhadap perilaku dan tentang efek keletihan (via hambatan reaktif dan terkondisikan).



Kritik :
Meski berpengaruh besar, teori Hull mengandung masalah. Ia di kritik karena kurang teorinya, kecil sekali manfaatnya untuk menjelaskan perilaku di luar laboratorium, karena terlalu menekankan pada konsep yang di definisikan secara operasional, dan karena memberikan prediksi yang tidak konsisten. Dalam ulasannya tentang versi terakhir dari teori Hull. Hill (1990) mengatakan :
Misalkan kita ingin mengetahui di butuhkan berapa kali percobaan yang tak di perkuat secara brurutan untuk menghasilkan pelenyapan yang menyeluruh. Salah satu pendekatan mungkin mengunakan postulat 16, yang menerjemahkan potensi excitatory langsung ke percobaan pelenyapan. Pendekatan kedua adalah dengan mengunakan postulat 9 untuk menghitung jumlah hambatan reaktif dan mengurangkannya dari potensi excitatory itu. Pendekatan ketiga adalah mencatat (postulat 7) bahwa ketiga jumlah imbalan adalah nol, nilai K juga nol, yang membuat potensi exicitatori nol pula, terlepas dari nilai variabel pengintervensi lainnya. Ternyata tiga pendekatan ini memberikan jawaban yang saling bertentangan. Ketika suatu teori menghasilkan prediksi yang tidak benar, ia dapat di modifikasi, seperti yang di inginkan Hull. Ketika teori tidak membahas suatu isu tertentu sama sekali, kita dapat menerima keterbatasan ini dan berharab suatu hari teori itu di perluas hingga mencakup bahasan topik yang di abaikannya itu. Akan tetapi, ketika sebuah teori secara internal tidak konsisten, sehingga memberikan prediksi yang saling bertentangan mengenai suatu isu tertentu, maka kelayakannya sebagai teori patut di pertanyakan.
Meski Hull tampaknya bersedia untuk di uji teorinya, Koch (1954) menunjukkan bahwa Hull tidak merevisi teorinya saat data problematik dan mungkin  ia menghabiskan hasil – hasil yang bertentangan. Kritik kontemporer juga memperkuat tema ini.
Bahkan meski ada langkah – langkah pembelaan, riset selanjutnya menunjukkan bahwa penguatan terjadi dengan atau tanpa reduksi dorongan atau stimuli dorongan dan,seperti yang akan kita bahas nanti, bentuk metematika dari teori itu di tentang oleh Kenneth Spence. Salah satu keterangan yang menarik menyatakan bahwa Hull membangun teori secara terbalik. Shepard (1992) menulis :
Alih – alih mendeduksi regulalitas yang dapat di uji secara empiris dari prinsip utama, Hull dan Spence merancang variable bebes yang di ukur secara empiris berdasarkan variabel terikat yang di  manipulasi secara eksperimental mencari fungsi matematis yang tampaknya dekat dengan rancangan itu, dan kemudian mengajukan fungsi yang di pilihnya sebagai “postulat” dari teori mereka. Seperti pernah di katakan oleh George Miller Hull dan rekan – rekannya mengawali dengan mengasumsikan apa yang seharusnya terjadi.
Namun, dengan segala kekeliruannya, teori Hull termasuk salah satu dari teori paling heuristik dalam sejarah psikologi. Selain memicu banyak eksperimen, penjelasan Hull mengenai penguatan, dorongan, pelenyapan dan generalisasi telah menjadi kerangka standar acuan dalam diskusi konsep – konsep tersebut sampai saat ini.
Setelah Hull meninggal, juru bicara utama untuk pandangan Hullian adalah Kenneth W. Spance, yang mengembangkan dan memodifikasi teori Hull secara signifikan. Pengikut Hull penting lainnya adalah Neal E. Miller, yang memperluas teori Hull ke area personalitas, konflik, prilaku sosial, dan psikoterapi. Robert R. Sears, yang menerjemahkan sejumlah konsep Freudian ke dalam term Hullian dan juga melakukan banyak percobaan psikologi anak eksperimental, dan O. Hobart Mower, yang mengikuti banyak ide Hull saat mempelajari berbagai bidang seperti dinamika kepribadian dan karakteristik khusus dari proses belajar saat timbul kecemasan dan ketakutan.





oleh : illa suryaningsih BK-B 2010 (101014051),  

No comments:

Post a Comment