Evaluasi Teori Hull
Kontribusi :
Teori
belajar Hull berpengaruh besar terhadap psikologi. Marx dan Cronan – Hilix
(1987) mengatakan :
Kontribusi
terpenting dari Hull untuk psikologi adalah dia menunjukkan manfaat dari
mengarahkan pandangan seseorang terhadap tujun utama dari teori perilaku yang
sistematis dan ilmiah. Dia menjalani kehidupan ilmiah untuk mencapai tujuan
itu, dan karenanya mempengaruhi bahkan mereka yang tidak sepakat dengan detail
karyanya. Hanya ada sedikit psikolog yang memberikan pengaruh begitu besar
terhadap banyak periset. Dia memopulerkan pendekatan behavioristik yang amat
objektif.
Teori
hull membahas sejumlah fenomena behaviorial dan kognitif. Cakupan teorinya,
yang di padukan dengan definisi variabelnya yang detail, mengundang banyak
penelitian empiris. Rashotte dan Amsel (1999) mengatakan :
Rencana
Hull untuk behaviorisme S – R sangat ambisius. Ia ingin memprediksi perilaku
individu dalam isolasi, dan dalam kelompok. Ia ingin mengkonseptualisasikan
basis untuk perilaku adaptif dalam pengertian luas, termasuk proses kognitif
tertentu dan perbedaan kinerja antara berbagai spesies dan individual. Ia ingin
mengunakan matematika dan logika yang ketat sebagai cara untuk memastikan
asumsi dan memprediksi dan membandingkannya dengan teori lain secara jelas.
Kriteria
Popper terpenting untuk teori ilmiah, yakni teori itu mesti membuat prediksi
yang spesifik dan dapat diuji. Teori Hull adalah teori pertama yang memenuhi
kriteria Popper. Penegasan Hull pada definisi konsep yang tepat dan pernyataan
matematika yang menghubungkan konsep – konsepnya dengan perilaku telah memberi
arah yang jelas untuk menguji teorinya. Menurut Hull, penguatan bergantung pada
reduksi dorongan atau stimuli dorongan yang di hasilkan oleh kondisi kebutuhan
fisiologis. Hipotesis reduksi dorongan adalah usaha pertama untuk membedakan
diri dari definisi pemuas / penguat yang kurang tegas yang menjadi ciri teori
Thorndike dan Skinner. Hull juga merupakan orang pertama yang membuat prediksi
yang persis tentang efek gabungan dari belajar dan dorongan terhadap perilaku
dan tentang efek keletihan (via hambatan reaktif dan terkondisikan).
Kritik :
Meski
berpengaruh besar, teori Hull mengandung masalah. Ia di kritik karena kurang
teorinya, kecil sekali manfaatnya untuk menjelaskan perilaku di luar
laboratorium, karena terlalu menekankan pada konsep yang di definisikan secara
operasional, dan karena memberikan prediksi yang tidak konsisten. Dalam
ulasannya tentang versi terakhir dari teori Hull. Hill (1990) mengatakan :
Misalkan
kita ingin mengetahui di butuhkan berapa kali percobaan yang tak di perkuat
secara brurutan untuk menghasilkan pelenyapan yang menyeluruh. Salah satu
pendekatan mungkin mengunakan postulat 16, yang menerjemahkan potensi
excitatory langsung ke percobaan pelenyapan. Pendekatan kedua adalah dengan
mengunakan postulat 9 untuk menghitung jumlah hambatan reaktif dan
mengurangkannya dari potensi excitatory itu. Pendekatan ketiga adalah mencatat
(postulat 7) bahwa ketiga jumlah imbalan adalah nol, nilai K juga nol, yang
membuat potensi exicitatori nol pula, terlepas dari nilai variabel
pengintervensi lainnya. Ternyata tiga pendekatan ini memberikan jawaban yang
saling bertentangan. Ketika suatu teori menghasilkan prediksi yang tidak benar,
ia dapat di modifikasi, seperti yang di inginkan Hull. Ketika teori tidak
membahas suatu isu tertentu sama sekali, kita dapat menerima keterbatasan ini
dan berharab suatu hari teori itu di perluas hingga mencakup bahasan topik yang
di abaikannya itu. Akan tetapi, ketika sebuah teori secara internal tidak
konsisten, sehingga memberikan prediksi yang saling bertentangan mengenai suatu
isu tertentu, maka kelayakannya sebagai teori patut di pertanyakan.
Meski
Hull tampaknya bersedia untuk di uji teorinya, Koch (1954) menunjukkan bahwa
Hull tidak merevisi teorinya saat data problematik dan mungkin ia menghabiskan hasil – hasil yang
bertentangan. Kritik kontemporer juga memperkuat tema ini.
Bahkan
meski ada langkah – langkah pembelaan, riset selanjutnya menunjukkan bahwa
penguatan terjadi dengan atau tanpa reduksi dorongan atau stimuli dorongan
dan,seperti yang akan kita bahas nanti, bentuk metematika dari teori itu di tentang
oleh Kenneth Spence. Salah satu keterangan yang menarik menyatakan bahwa Hull
membangun teori secara terbalik. Shepard (1992) menulis :
Alih
– alih mendeduksi regulalitas yang dapat di uji secara empiris dari prinsip
utama, Hull dan Spence merancang variable bebes yang di ukur secara empiris
berdasarkan variabel terikat yang di
manipulasi secara eksperimental mencari fungsi matematis yang tampaknya
dekat dengan rancangan itu, dan kemudian mengajukan fungsi yang di pilihnya
sebagai “postulat” dari teori mereka. Seperti pernah di katakan oleh George
Miller Hull dan rekan – rekannya mengawali dengan mengasumsikan apa yang
seharusnya terjadi.
Namun,
dengan segala kekeliruannya, teori Hull termasuk salah satu dari teori paling
heuristik dalam sejarah psikologi. Selain memicu banyak eksperimen, penjelasan
Hull mengenai penguatan, dorongan, pelenyapan dan generalisasi telah menjadi
kerangka standar acuan dalam diskusi konsep – konsep tersebut sampai saat ini.
Setelah
Hull meninggal, juru bicara utama untuk pandangan Hullian adalah Kenneth W.
Spance, yang mengembangkan dan memodifikasi teori Hull secara signifikan.
Pengikut Hull penting lainnya adalah Neal E. Miller, yang memperluas teori Hull
ke area personalitas, konflik, prilaku sosial, dan psikoterapi. Robert R.
Sears, yang menerjemahkan sejumlah konsep Freudian ke dalam term Hullian dan
juga melakukan banyak percobaan psikologi anak eksperimental, dan O. Hobart
Mower, yang mengikuti banyak ide Hull saat mempelajari berbagai bidang seperti
dinamika
kepribadian dan karakteristik khusus dari proses belajar saat timbul kecemasan
dan ketakutan.
oleh : illa suryaningsih BK-B 2010 (101014051),
No comments:
Post a Comment