Friday, April 20, 2012

TEORI CARL ROGERS : PSIKOLOGI SELF

TEORI CARL ROGERS : PSIKOLOGI SELF

A. Pokok-pokok Teori
Konsepsi-konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah :

( 1 ) organism, yaitu keseluruhan individu (the total individual).
Organisme memiliki sifat-sifat berikut :
a)        Organisme bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b)        Orgenisme mempunyai satu motif dasar yaitu mrngaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri.
c)        Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.

( 2 ) medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the totalitas of experience)
Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak.

( 3 ) self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Self mempunyai bermacam-macam sifat :
a)    Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.
b)   Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
c)    Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan).
d)   Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
e)    Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman.
f)    Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.
Sifat-sifat dari ketiga konsepsi itu dan saling hubungannya dirumuskan oleh Rogers dalam 19 dalil dalam bukunya Client-centered therapy :
1.    “Tiap individu ada dalam dunia pengalaman yang selalu berubah, di mana dia menjadi pusatnya”. Rogers berpendapat bahwa mungkin hanya sebagian kecil saja daripada dunia pengalaman itu yang disadari. Pengalaman disini artinya sebagai segala sesuatu yang terjadi dalam organisme dalam sesuatu saat, termasuk proses-proses psikologis, kesan-kesan sensoris, dan aktivitas-aktivitas motoris.
2.    “Organisme bereaksi terhadap medan sebagaimana medan itu dialami dan diamatinya. Bagi individu dunia pengamatan ini adalah kenyataan (realitas)”. Dalil ini menunjukkan bahwa pribadi tidak bereaksi terhadap perangsang-perangsang dari luar dan pendorong dari dalam (as such, an sich), tetapi dia bereaksi terhadap hal yang merangsang dan mendorongnya seperti apa yang dialaminya.
3.    “Organisme bereaksi terhadap medan phenomenal sebagai keseluruhan yang terorganisasi (organized whole)”. Istilah organized whole ini konsepsi holistis yang berasal dari psikologi Gestalt (Goldstein). Pendapat ini menunjukkan bahwa Rogers tidak sepaham dengan cara penyelidikan segmental, misalnya stimulus-response (psikologi). Organisme selalu merupakan suatu sistem yang terorganisasi, sehingga perubahan pada tiap bagiannya akan menimbulkan perubahan pada lain-lain bagian.
4.    “Organisme mempunyai satu kecenderungan dan dorongan dasar, yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri”. Rogers menambahkan bahwa kecenderungan bergerak maju itu hanya akan berfungsi kalau pemilihan diamati dengan jelas dan dilambangkan secara baik.
5.    “Pada dasarnya tingkah laku itu adalah usaha organisme yang berarah tujuan (goal-directed, deolgericht), yaitu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan sebagaimana dialaminya, dalam medan sebagaimana diamatinya”.
6.    “Emosi menyertai dan pada umumnya memberikan fasilitas tingkah laku berarah tujuan itu”.
7.    “Jalan yang paling baik untuk memahami tingkah laku ialah dengan melalui internal frame of reference orangnya sendiri”. Rogers berpendapat, bahwa self-report tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai kepribadian, karena
-       Orang mungkin sadar akan alasan tingkah-lakunya akan tetapi tak dapat menyatakannya dalam kata-kata.
-       Orang mungkin tidak menyadarinya.
-       Orang mungkin menyadari pengalamannya dan dapat menyatakannya, tetapi dia tidak mau berbuat demikian.
8.    “Suatu bagian dari seluruh medan pengamatan sedikit demi sedikit terdiferensiasikan sebagai self”. Rogers berpendapat bahwa self phenomenal terdiferensiasikan dari medan phenomenal. Self ini ialah kesadaran orang akan adanya dan berfungsinya.
9.    “Sebagai hasil saling pengaruh dengan lingkungan, terutama sebagai hasil dari saling pengaruh dengan lingkungan, terutama sebagai hasil dari saling pengaruh yang bersifat menilai dengan orang-orang lain, struktur self itu terbentuk pola pengamatan yang teratur, lentur (fluid),selaras dalam hubungan dengan “I” atau “me”, beserta nilai-nilai yang dihadapi dengan konsepsi ini”.
10.    “Nilai-nilai terikat kepada pengalaman, dan nilai-nilai yang merupakan bagian struktur self, dalam beberapa hal adalah nilai-nilai yang dialami langsung oleh organisme, dan dalam beberapa hal adalah nilai-nilai yang diintroyeksikan atau diambil dari orang lain, tetapi diamati sebagai dialaminya langsung”.
11.    Pengalaman yang terjadi ddalam kehidupan individu itu dapat dihadapi demikian :
( a ) dilambangkan, diamati dan diatur dalam hubungan dengan self,
( b ) diabaikan karena tak ada hubungan yang terlihat dengan struktur self,
( c ) ditolak atau dilambangkan secara palsu oleh karena pengalaman itu tak selaras dengan struktur self.
12.    “Kebanyakan cara-cara bertingkah laku yang diambil orang ialah yang selaras dengan konsepsi self”.
13.    “Dalam beberapa hal tingkah laku itu mungkin didorong oleh pengalaman-pengalaman dan kebutuhan-kebutuhan organis yang tidak dilambangkan. Tingkah laku yang demikian itu mungkin tidak serasi dengan struktur self, akan tetapi dalam hal yang demikian tingkah laku itu tidak diakui oleh individual yang bersangkutan”.
14.    “Psychological maladjustment terjadi apabila organisme menolak menjadi sadarnya pengalaman sensoris dan visceral yang kuat, yang selanjutnya tidak dilambangkan dan diorganisasikan ke dalam gestalt struktur self. Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi psychological tension”.
15.    “Psychological adjustment terjadi apabila konsepsi self itu sedemikian rupa, sehingga segala pengalaman sensoris dan visceral diasimilasikan pada taraf lambang (sadar) ke dalam hubungan yang selaras dengan konsepsi self”.
16.    “Tiap pengalaman yang tak selaras dengan organisasi atau struktur self akan diamati sebagai ancaman, dan makin meningkat pengamat itu akan makin tegas struktur self itu untuk mempertahankan diri”.
17.    “Dalam kondisi tertentu, pertama-tama tiadanya ancaman terhadap struktur self, pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self dapat diamati dan diuji dalam struktur self direvisi untuk dapat mengasimilasi dan melingkupi pengalaman-pengalaman yang demikian itu”.
18.    “Apabila orang mengalami dan menerima segala pengalaman sensoris dan visceral-nya kedalam sisitemnya yang integral dan selaras, maka dia akan lebih memahami orang lain dan menerima orang lain sebagai individu”.
19.    “Teori ini pada dasarnya bersifat phenomenologis dan terutama berhubungan dengan konsepsi untuk menerangkan. Teori itu menggambarkan titik akhir daripada perkembangan kepribadian yaitu adanya kesamaan pokok antara medan pengalaman phenomenal dan struktur self konseptual.


B. Metode-metode Penyelidikan Carl Rogers

Rogers adalah pelopor di dalam penyelidikan di bidang counseling dan psikoterapi, dan memberikan banyak dorongan ke arah penyelidikan mengenai sifat-sifat dari proses yang terjadi selama perawatan klinis. Penyelidikan mengenai psikoterapi sebenarnya sangat sukar, oleh karena sifat individualnya, suasana psikoterapi itu, therepist terpaksa tunduk kepada kesejahteraan pasien dan mengabaikan syarat-syarat research dengan mengizinkan masuknya semua hal yang individual yang diperlukan oleh pasien ke dalam ruang perawatan. Dalam kenyataanya perumusan sistematis mengenai teori self yang disusun Rogers itu ditentukan oleh penemuan-penemuan research. Semenjak perumusan teori itu Rogers memperluas research yang meliputi pula macam-macam kesimpulan-kesimpulan dan teori kepribadiannya.

a.         Penyelidikan Kuantitatif
     Banyak gagasan-gagasan Rogers tentang kepribadian disimpulkan dengan cara kualitatif dari catatan-catatan mengenai pernyataan pasien mengenai gambaran dirinya sendiri (self picture) serta perubahan-perubahannya selama terapi.

b.         Analisis Isi (Content Analysis)
            Metode ini terdiri dari perumusan sejumlah kategori yang dipakai untuk mengklasifikasikan verbalisasi pasien. Pernyataan-pernyataan pasien selama interview dalam terapi diklasifikasikan. mIsalnya membuat kategori-kategori mengenai self-referance :
-       Positive approval self-reference.
-       Negative or disapproval self-reference.
-       Ambivalent self-reference.
-       Ambiguous selg-reference.

c.         Penyelidikan-penyelidikan dengan Q Technique
Q technique adalah suatu metode untukmenyelidiki secara sistematis mengenai pengertian orang (gambaran orang) mengenai dirinya sendiri, walaupun sebenarnya metode ini juga dapat dipakai untuk menyelidiki hal-hal lain. Orang yang diselidiki diberi sejumlah pernyataan (statement), lalu disuruh menyusun menurut urutan tertentu. Misalnya Butler & Heigh dengan maksud mentest assumption bahwa orang yang datang pada counseling itu kurang puas terhadap diri sendiri, dan kalau telah mengalami counseling yang berhasil ketidakpuasan itu akan berkurang mengerjakannya, demikian dibuat pernyataan-pernyataan pasien di dalam terapi seprti :
            “ I am a submissive person”
            “ I am a hard worker”
            “ I am a likable”
            “ I am a impulsive person”
Sebelum mulia counseling pasien disuruh memilih mengatur kartu yang berisi pernyataan itu dalam dua cara :
( 1 ) Self-sort : Aturlah kartu-kartu ini untuk menggambarkan dirimu sendiri sebagaimana kau lihat hari ini dari yang paling tidak mirip dengan kamu sampai yang paling mirip dengan kamu.
( 2 ) Ideal-sort : sekarang aturlah kartu-kartu itu untuk menggambarkan orang yang kamu cita-citakan, orang yang ingin kamu tiru, kamu ingin seperti dia.

No comments:

Post a Comment